PortalKota, Jakarta – Kementerian Perdagangan (Kemen Dag) segera mengambil langkah untuk mengurangi kecemasan masyarakat atas tiga hari kekurangan tahu awal tahun ini. Sekarang sudah kembali di pasaran, tapi harganya sudah naik.
Sekretaris Jenderal Kementerian Perdagangan Suhanto mengatakan penurunan impor kedelai asal Amerika Serikat yang selama ini diandalkan para perajin sebagai bahan baku tahu dan tempe sudah dimulai. Jatah impor Indonesia karena China yang industrinya sudah mulai tumbuh membeli kedelai dalam jumlah besar dari ‘Negeri Paman Sam’.
Hal ini turut mendongkrak harga kedelai dunia.
Suhanto mengatakan, Selasa (5/1), harga kedelai dunia naik 9% bulan lalu, menurut data perwakilan perdagangan Indonesia di Chicago dan Washington, AS.
“Harga per bushel pada November 2020 hanya US $ 11,92. Saat ini kami mencapai US $ 12,95 per bushel. Setiap bushel beratnya sekitar 27,7 kg,” jelasnya.
Menurut data Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO), harga rata-rata kedelai pada Desember 2020 adalah $ 461 / ton, naik 6% dari bulan sebelumnya menjadi $ 435 / ton.
Kenaikan harga juga berdampak pada produk kedelai, termasuk tahu dan tempe.
Ini karena harga kedelai dunia tinggi, kata Suhanto.
Kemendag juga akan segera bekerjasama dengan importir, Kementerian Pertanian, Asosiasi Koperasi Produsen Tahu-Tempe dan beberapa asosiasi untuk menstabilkan harga kedelai di dalam negeri.