PORTAL KOTA – Anies Baswedan, Gubernur DKI Jakarta, sedang mencari sosok calon wakil presiden (cawapres) yang akan mendampinginya dalam Pilpres 2024.
Meskipun Anies sudah diusung oleh Partai NasDem dan mendapat dukungan dari PKS dan Demokrat, namun belumlah ada kepastian siapa yang akan menjadi cawapresnya.
Direktur Eksekutif Indostrategic, Ahmad Khoirul Umam, menilai bahwa Anies membutuhkan cawapres dari kalangan Nahdlatul Ulama (NU).
Hal ini terkait elektabilitas Anies yang masih rendah di Jawa Tengah dan Jawa Timur.
Daftar pemilih tetap di kedua provinsi tersebut juga sangat besar, sehingga menggaet cawapres dari NU diyakini akan membantu Anies mendongkrak popularitasnya di sana.
Dalam hal ini, figur dari NU juga akan membantu Anies menguatkan narasi Islam moderat dan keindonesiaan, sehingga dapat menghentikan serangan politik lawan yang menyerangnya dengan narasi politik identitas.
Namun, Khoirul mengingatkan bahwa memiliki cawapres dari NU tidak akan serta-merta membuat Anies merebut banyak suara, dikarenakan basis pemilih loyalty Nahdliyyin sering tidak terkonsolidasi secara masif.
Hal ini terbukti pada Pilpres 2004, ketika Megawati yang berstatus incumbent maju Pilpres bersama Ketum PBNU aktif, KH Hasyim Muzadi, tetap kalah oleh pasangan SBY-JK yang merupakan warga kultural Nahdliyyin itu sendiri.